Optimalisasi Fungsi Intelijen Perhutani

10 Mei 2011 at 12:53 pm (Catatan Kembara Tani, NOTA OPINI) (, , , , )


Demo “Nyasar”

Seorang teman bertanya tentang “deteksi dini potensi konflik”, kalimat yang saya tulis untuk menjawab komentar Mas Paidjo Herman di tautan saya tentang demo salah alamat di KPH Balapulang.  Saya mencoba mencari kalimat yang sederhana, untuk menjelaskan apa dan bagaimana “deteksi dini potensi konflik” ini.  Maksudnya, agar tidak perlu menyentuh kata “intelijen” yang saya sadari masih menggambarkan hal yang “khusus dan tabu” dibenak masyarakat.  Tapi, isinya malah bias dan saya khawatir akan melenceng dari maksud saya, sehingga apa boleh buat sekalian berbagi opini saja tentang fungsi yang satu ini. Baca entri selengkapnya »

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Perubahan Iklim dan Nasib Petani (3)

9 Mei 2011 at 11:16 am (Catatan Kembara Tani, Perubahan Iklim) (, , , , )


Kerentanan sektor pertanian terhadap bahaya kekeringan

Tingkat kerentanan lahan pertanian terhadap kekeringan cukup bervariasi antar-wilayah dan hal ini menunjukkan bahwa lahan sawah di beberapa wilayah di Sumatera dan Jawa rentan terhadap bahaya kekeringan (Tabel 3.1). Dari 5,14 juta ha lahan sawah yang dievaluasi, 74 ribu ha di antaranya sangat rentan dan sekitar satu juta ha rentan terhadap kekeringan (Wahyunto, 2005).

Dalam periode 1991-2006, luas tanaman padi yang dilanda kekeringan berkisar antara 28.580-867.930 ha per tahun dan puso 4.614-192.331 ha (Direktorat Perlindungan Tanaman, 2007). Kekeringan yang lebih luas terjadi pada tahun-tahun El Nino. Baca entri selengkapnya »

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Perubahan Iklim dan Nasib Petani (2)

9 Mei 2011 at 11:07 am (Catatan Kembara Tani, Perubahan Iklim) (, , , , )


Sektor pertanian berperan penting dalam kehidupan dan perekonomian nasional, terutama sebagai penghasil utama bahan pangan, bahan baku industri dan bioenergi. Sektor pertanian juga mengasilkan jasa lingkungan dan berbagai fungsi lainnya seperti penyedia lapangan kerja bagi sekitar 40% angkatan kerja Indonesia, penyumbang pertumbuhan ekonomi, menjaga ketahanan pangan, memberikan kesegaran dan keindahan di pedesaan (rural amenity), dan menjaga tata air daerah aliran sungai (Yoshida, 2001; OECD, 2001; EOM dan KANG, 2001; Chen, 2001; Agus et al., 2006).

Multifungsi lahan sawah di DAS Citarum, Jawa Barat, diperkirakan bernilai 51% dari nilai gabah yang dihasilkan di DAS tersebut (Agus et al., 2003). Perubahan iklim dapat mempengaruhi sektor pertanian, baik sebagai penghasil barang yang dapat dipasarkan maupun sebagai penghasil berbagai jasa. (Bappenas, 2010)

Seanjutnya disebutkan, dalam lima tahun terakhir sektor pertanian berhasil meningkatkan produksi padi dari 54,1 juta ton GKG pada tahun 2004 menjadi 60,3 juta ton GKG pada 2008 atau meningkat rata-rata 2,8% per tahun, bahkan laju peningkatan produksi padi dalam tiga tahun terakhir (2006-2008) mencapai 5,2% per tahun. Kenaikan produksi ini menjadikan Indonesia kembali berswasembada beras pada tahun 2008.

Selain padi, produksi jagung dan kedelai juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 9,5% dan 3,14% per tahun (Ditjen Tanaman Pangan, 2009; Apryantono, et al. 2009). Namun tanaman pangan pada umumnya paling rentan terhadap hampir semua komponen perubahan iklim, sehingga upaya adaptasi sangat diperlukan. Baca entri selengkapnya »

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

Perubahan Iklim dan Nasib Petani (1)

9 Mei 2011 at 9:37 am (Catatan Kembara Tani, Perubahan Iklim) (, , , , )


Pemanasan Global telah nyata-nyata mempengaruhi ekosistem dunia.  Naiknya suhu Bumi itu telah mengakibatkan mencairnya es di kutub, mendorong naiknya permukaan air laut dan menstimulir terjadinya perubahan iklim global.  Hal tersebut mempengaruhi kehidupan populasi dunia dan cenderung menghancurkan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapainya.

Oleh sebab itu pula, saat ini perubahan iklim telah menjadi isu kritis paling utama yang mendapat perhatian serius dari para pembuat kebijakan di seluruh dunia. Pada saat ekonomi dunia sedang dalam tahap pemulihan dan negara-negara berkembang sedang berupaya keras memenuhi kebutuhan dasar rakyatnya, dampak perubahan iklim telah ikut serta dalam memperburuk kondisi kehidupan masyarakat dunia.  Termasuk, masyarakat tani di Indonesia.

Indonesia sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah katulistiwa termasuk wilayah yang sangat rentan terhadap perubahan iklim. Perubahan pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara, serta peningkatan kejadian iklim ekstrim berupa banjir dan kekeringan merupakan beberapa dampak serius perubahan iklim yang dihadapi Indonesia. Baca entri selengkapnya »

Permalink 2 Komentar

Do’a Munajat

2 Mei 2011 at 7:43 pm (Catatan Kembara Tani)


Permalink Tinggalkan sebuah Komentar

[HANYA KOMENTAR CURHAT DARI SEORANG PENGEMBARA]

2 Mei 2011 at 3:07 pm (Catatan Kembara Tani)


Alhamdulillah, …

Seorang temen yang tidak ingin diketahui identitasnya, mengirimkan tulisan ini sebagai komentar di Blog saya ini,  pada tulisan “Perubahan Iklim dan Pewarisan Kemiskinan di Desa Hutan”.

Karena terlalu panjang sebagai komentar dan terutama karena saya melihat banyak kebenaran dan kebaikan didalamnya, maka komentarnya ini saya tulis ulang di catatan saya. Dan, saya sangat berterima kasih kepadanya, siapa pun adanya. Berikut Komentarnya sebagaimana aslinya :

Alhamdulillah…

Pasukan iblis sukses menyesatkan masyarakat, Gembong FreeMason Yahudi dan anteknya berhasil menjajah lahir bathin negeri ini, krisis Inflasi harga kebutuhan pokok meningkat, Penyakit hubungan kelamin merajalela, Korupsi jamaah pejabat menanjak, Jual beli jabatan pemilu berlanjut, pengurasan sumber daya alam berjalan, Kebodohan berbasis kemiskinan bertambah, dan masih banyak lagi yang semua itu berujung pada pemurtadan rakyat banyak. Baca entri selengkapnya »

Permalink Tinggalkan sebuah Komentar